RSS Feed

Jumat, 17 Maret 2017

(bukan) tentang ahok

Sudah lama saya malas buat status, tapi akhirnya pening juga membaca berita beriti tentang ahok yang dishare. Secara personal saya lebih menyukai ahok untuk mengelola jakarta. Kemajuan yang dia capai belum pernah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya yang notabene adalah muslim. Ini kemudian menjadi sebuah derita bagi muslim yang mindsetnya 'kafir" tidak ada benarnya.
'Blunder' ahok tentang almaidah 51 yang nyatanya memang dipakai sebagai senjata untuk tidak memilih pemimpin non muslim adalah momen yang ditunggu-tunggu. Bijaknya, ahok tidak perlu mengutip quran karena sebagian kaum muslim elergi jika kitab sucinya dipakai pihak 'kafir' sebagai dasar berpijak walau di lain waktu dengan pongah mengutip kitab suci kaum-kaum 'kafir' untuk menyatakan betapa benarnya ajaran 'islam'. Toh tak bakalan ada yang berani protes dan demo karena 'kaum kita' mayoritas di indonesia.

Rabu, 22 April 2015

Edisi Mellow

Dengar tembang lawas ditemani sebungkus rokok dan secangkir kopi. Kenangan lama membayang. 40 tahun berlalu sekedipan mata dengan rasa permen nano nano. Ada kalah dan menang,  ada tawa dan tangis, ada juga manis dan pahit. Semua rupa-rupa itu sekarang terasa indah.

Selasa, 31 Maret 2015

s u r g a

Bingung mulainya, sebenarnya saya lagi pening dengan berita seorang entertainer meninggal dan kemudian banyak orang yang menghadiahi '"surga" buatnya. "Surga tempatmu sahabatku !!" ujar seorang sahabatnya.  Pernyataan seperti ini yang buat saya merasa aneh. Sebuah penarikan kesimpulan yang dangkal dan berpotensi menyesatkan.
 

Akan banyak yang tidak setuju dengan pernyataan menyesatkan tadi, meski saya juga cuma ikut-ikutan dengan sekelompok orang yang paling pintar melabeli orang atau kelompok lain dengan kata 'sesat'. Ucapkan natal dicap sesat, padahal itu bagian kaselahan sosial. (tak) berjilbab asal-asalan juga sesat dengan menafikan sebuah proses, bahkan makan di resto semacam kfc adalah sesat karena produk orang kafir sementara mereka kesana-kemari dengan kendaraan yang notabene hampir semua komponennya buatan 'orang kafir'.

Jumat, 06 Maret 2015

Batasilah mimpimu, ini bukan laskar pelangi !!!



Saya tahu namanya saat masih berseragam putih biru.  Saya berkenalan dengannya pas dihari pernikahan saya karena ternyata dia teman dekat istri saya. Dari situ saya tahu kalau dia adalah pribadi yang ceria, care, sedikit 'gila' dengan segala ide dan mimpi-mimpinya tentang kehidupan. Namun dia tetaplahlah manusia normal karena hidupnya juga berisi keceriaan, kekecewaan, dan harapan.

Jumat, 26 Desember 2014

kita yang bermental 'DISKON' !!!



Seminggu yang lalu, istri menceritakan seorang temannya yang tiba2 berkunjung ke rumah dengan membawa anak usia 2 tahun berpakaian sangat tipis dalam derasnya hujan. Tidak ada lagi tatapan mata tajam dan sikap percaya diri setelah ditinggal suami dengan 4 orang anak dan tanpa penghasilan. Saya tiba2 di amuk rasa sedih karena 8 tahun lalu saya pernah mengalami hal yang hampir sama.

Keadaan ini bagaikan langit dengan bumi dengan teman akrab saya yang punya penghasilan milyaran rupian tiap tahun. Setiap kali dia ke kota besar, dia menghabiskan seratusan juta hanya untuk senang-senang. Baginya itu wajar bersenang senang karena telah bekerja keras sebelumnya. Toh tidak ada yang salah dengan dirinya karena tiap idul fitri dia membayar zakat fitrah sesuai fiqih plus zakat hartanya. Dia juga berqurban 1-2 ekor sapi tiap idul adha. Dia juga sesekali bersedekah meski tidak sebanyak biaya senang senangnya. Menurut dia, tanggung jawab sosialnya telah terpenuhi.

Sabtu, 20 Desember 2014

(biarpun nanti dikatakan murtad) Selamat Natal bagi teman2 Kristiani...

di sebuah sosmed, seorang ustad muallaf berkata, ".... jangan sampai alasan toleransi, kita membahayakan akidah kita, jangan sampai dengan alasan toleransi, malah jatuh dalam keharaman. dalam banyak hadits kita mendapatkan bahwa Rasulullah selalu menyelisihi Yahudi dan Nasrani, baik pakaian, ibadah, juga hari raya. maka beratribut natal, mengucap selamat natal, itu termasuk penyerupaan yang nyata, seharusnya kaum Muslim meninggalkannya. renungkan, "siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (HR Ahmad, Abu Dawud, Thabrani)".

seorang kompasioner juga berkata, "ada juga yang beralasan bahwa menghormati umat lain merayakan hari besar agama mereka juga tak harus dgn saling mengucapkan selamat. Cukup dengan tidak berdebat keras yang menjurus pada permusuhan dan pertikaian, lalu bersama-sama saling bantu menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat itu jauh lebih baik ketimbang berdebat untuk sesuatu yg bersifat keyakinan semacam itu".

Sabtu, 15 November 2014

maaf, kami belum bisa seperti anda...


siapakah sebenarnya anda?
tiba-tiba muncul sebagai pembela kami seraya mengatakan bahwa selama ini kami telah keliru memahami kitab suci. sehingga cara shalat, cara puasa, cara zakat, cara sedekah dan cara berpakaian hingga cara  bermasyarakat kami semua keliru?.

apakah anda lupa? telah 10 abad islam masuk ke nusantara dibawa oleh para penyiar suci dan tiba tiba saja anda muncul dan dengan enteng anda berkata andalah yang paling benar? apakah anda tidak memperhatikan kesan damai yang selama ini terpelihara sebagai kaum mayoritas berubah menjadi menakutkan setelah anda muncul dengan alasan menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar?