tangisan melembutkan hati...
kesalahan menunjukkan kebenaran...
maaf menyucikan kalbu...
ikhlas menerima apapun...
ikhlas,
seperti nafas menelusuri rongga dada,
tak tersandung sesak seluruh badan..
ikhlas...
seperti butir hujan jatuh ke bumi,
tak peduli kan meresap di bumi manapun...
ikhlas...
seperti belaian tangan ibu,
tak tergantikan dengan seribu gunung emas...
maka....
ikhlaslah saat mengangkat tangan memulai shalat,
bahwa allah maha besar, hingga segala komponen alam raya akan tunduk patuh...
(jangan berani bertakbir, sebelum mengetahui-menerima-mengakui kebesaran allah..)
ikhlaslah saat kalbu melantunkan iyyakanaqbudu waiyyakansta'in,
karena hanya allah yg pantas disembah, dan hanya pada allah pula yang pantas dimintai petunjuk.
(jangan berani membaca alfatihah, jika lebih suka mengikuti petunjuk selain dariNya)
ikhlaslah saat tubuh membungkuk ruku'...
seraya siap menerima segala ketetapan sejak ruh ditiupkan.
(jangan berani ruku', jika lebih sering mengikuti kehendak sendiri ...)
ikhlaslah saat bangkit dari ruku,
allah mendengar siapa saja yg memujiNya, dan subhanallah...hanya allah yang pantas dipuji.
(jangan berani bangkit dari ruku, jika banyak pujian diarahkan buat makhluk...)
ikhlaslah saat saat tubuh menyentuh bumi, sujud dalam keheningan kalbu,
menyadari kefanaan, keterbatasn makhluk ciptaan
(jangan berani sujud, jika ego tetap memimpin aliran darah...)
ikhlaslah saat duduk bertahiyat,
allah adalah sebenar-benar tuhan dan muhammad sebenar-benar suri teladan
(jangan berani bertahiyat, jika masih banyak yang menjadi tuhan dan contoh dalam kehidupan)
ikhlaslah saat mengakhiri shalat,
seraya menucapkan jalan keselamatan bagi penghuni alam....
(jangan pernah berani mengakhiri shalat, jika belum meyakini kalau islam buat kebaikan seluruh alam raya..)
+++++++++++++
saat masalah tepat memukul di batang leher dan memaksa kita harus jatuh,
hanya ikhlas yang bisa membuat kita berusaha bangkit..
(makassar, 27 september 2010)
0 komentar:
Posting Komentar