RSS Feed

Jumat, 26 Desember 2014

kita yang bermental 'DISKON' !!!



Seminggu yang lalu, istri menceritakan seorang temannya yang tiba2 berkunjung ke rumah dengan membawa anak usia 2 tahun berpakaian sangat tipis dalam derasnya hujan. Tidak ada lagi tatapan mata tajam dan sikap percaya diri setelah ditinggal suami dengan 4 orang anak dan tanpa penghasilan. Saya tiba2 di amuk rasa sedih karena 8 tahun lalu saya pernah mengalami hal yang hampir sama.

Keadaan ini bagaikan langit dengan bumi dengan teman akrab saya yang punya penghasilan milyaran rupian tiap tahun. Setiap kali dia ke kota besar, dia menghabiskan seratusan juta hanya untuk senang-senang. Baginya itu wajar bersenang senang karena telah bekerja keras sebelumnya. Toh tidak ada yang salah dengan dirinya karena tiap idul fitri dia membayar zakat fitrah sesuai fiqih plus zakat hartanya. Dia juga berqurban 1-2 ekor sapi tiap idul adha. Dia juga sesekali bersedekah meski tidak sebanyak biaya senang senangnya. Menurut dia, tanggung jawab sosialnya telah terpenuhi.

Sabtu, 20 Desember 2014

(biarpun nanti dikatakan murtad) Selamat Natal bagi teman2 Kristiani...

di sebuah sosmed, seorang ustad muallaf berkata, ".... jangan sampai alasan toleransi, kita membahayakan akidah kita, jangan sampai dengan alasan toleransi, malah jatuh dalam keharaman. dalam banyak hadits kita mendapatkan bahwa Rasulullah selalu menyelisihi Yahudi dan Nasrani, baik pakaian, ibadah, juga hari raya. maka beratribut natal, mengucap selamat natal, itu termasuk penyerupaan yang nyata, seharusnya kaum Muslim meninggalkannya. renungkan, "siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (HR Ahmad, Abu Dawud, Thabrani)".

seorang kompasioner juga berkata, "ada juga yang beralasan bahwa menghormati umat lain merayakan hari besar agama mereka juga tak harus dgn saling mengucapkan selamat. Cukup dengan tidak berdebat keras yang menjurus pada permusuhan dan pertikaian, lalu bersama-sama saling bantu menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat itu jauh lebih baik ketimbang berdebat untuk sesuatu yg bersifat keyakinan semacam itu".