RSS Feed

Selasa, 31 Maret 2015

s u r g a

Bingung mulainya, sebenarnya saya lagi pening dengan berita seorang entertainer meninggal dan kemudian banyak orang yang menghadiahi '"surga" buatnya. "Surga tempatmu sahabatku !!" ujar seorang sahabatnya.  Pernyataan seperti ini yang buat saya merasa aneh. Sebuah penarikan kesimpulan yang dangkal dan berpotensi menyesatkan.
 

Akan banyak yang tidak setuju dengan pernyataan menyesatkan tadi, meski saya juga cuma ikut-ikutan dengan sekelompok orang yang paling pintar melabeli orang atau kelompok lain dengan kata 'sesat'. Ucapkan natal dicap sesat, padahal itu bagian kaselahan sosial. (tak) berjilbab asal-asalan juga sesat dengan menafikan sebuah proses, bahkan makan di resto semacam kfc adalah sesat karena produk orang kafir sementara mereka kesana-kemari dengan kendaraan yang notabene hampir semua komponennya buatan 'orang kafir'.


#Backtotopic, jika Allah diyakini sebagai sang maha, otomatis surga berada di wilayah prerogatif. Meski memang terdapat turunan hak tsb yang disediakan bagi yang mendambakan surga. Cuma sebagai manusia,  kita hanya mampu menilai sesuatu yang kasat mata. Beranikah kita meyakini seseorang yang rajin sholat, puasa dan bersedekah benar-benar karena Allah dan bukan karena ingin dapat status, gelar atau pujian?.

Oleh karena hanya Allah yang tahu hakikat perbuatan manusia, maka 'surga' tetap menjadi barang "gaib'. Sekali lagi, surga itu hak Allah, bukan karena terdapat 1 juta follower di sosmed yang mengatakan seseorang baik maka akan masuk surga. Bukan juga karena seseorang memiliki panti anak yatim maka pasti masuk surga. Untuk kasus di atas, jika seseorang itu pelawak skaligus presenter, suka membantu sesama dan meninggal di hari jumat, maka tidak otomatis masuk surga.

Saya tidak sedang mencoba untuk curiga terhadap orang-orang yang istiqomah dalam beribadah, bagaimanapun perhargaan tetap pantas untuk mereka.  Tapi sebagai manusia yang berakal, keyakinan wajib memiliki landasan yang sahih. Mengeluarkan pernyataan "saya yakin tempatnya di surga" adalah personal yang suka berpuas diri. Menganggap tahu lahir batin orang lain. Dan jika sikap ini di bawa dalam kehidupan sehari hari, label sesat, kafir dan sejenisnya sangat mudah terjadi. Apa ini tidak menyesatkan?

Wallahu A'lam












0 komentar:

Posting Komentar