"Ketika Tuhan Jatuh Cinta" … Saya menontonnya karena tertarik
dengan judulnya yang cukup ‘berani’. Namun selama 100 menit, sy hanya merasakan
‘gairah’ di 10 menit awal. Selebihnya berubah menjadi sajian hambar yang terlihat bimbang
antara judul yang ‘berani’ dengan alur cerita yang terjerat pakem lakon
percintaan khas Indonesia.
10 tahun lalu, saya lagi ngopi bersama sahabat di sebuah kafe di areal Mall Panakkukang ketika perhatian
hampir semua laki-laki di kafe tsb tersedot pada serombongan perempuan cantik, mulus dan sexy berjalan dari arah toko gramedia. Spontan sy bertanya pada sahabat, “mungkinkah
terdapat 1000 pengunjang mall hari ini? Apa yang mereka cari? Sekedar santai
seperti kita berdua atau ada keperluan lain? Adakah orang yang akan ingat
tuhan saat semutpun akan tergelencir di paha mulus wanita yang melintas di depan mata???
Pertanyaan tadi kembali terulang ketika sedang di entertain oleh sebuah perusahaan kontraktor ternama nasional di sebuah tempat hiburan high class di kota balikpapan. Mungkinkah ada yang ingat tuhan saat tengah berada di tengah kerlap kerlip lampu disko, aroma minuman beralkohol yang menusuk dan goyangan wanita wanita berpakaian minim???
Suka atau tidak, tuhan adalah subjek yang selama ini kita beri tempat terbatas hanya di ruang seremonial kita.
Tuhan hanya akan muncul di 5 x 5 menit shalat fardhu meskipun saat itu kita sedang berpuasa.
Tuhan hanya terlintas ketika kita sedang berada di tengah pengajian.
Tuhan hanya akan dibutuhkan saat kita lagi kena masalah.
Tuhan adalah lipstick di bibir kita,
Tuhan adalah hiasan di screen layar HP kita,
Tuhan adalah cadangan yang tersimpan di saku rahasia dompet kita.
Jadi bagaimana mungkin Tuhan akan jatuh cinta kepada kita yang hanya sibuk
dengan permasalahan yang berpusar di sekeliling kita?
Tidak akan mungkin Tuhan jatuh cinta kepada kita yang hanya ingat padanya di saat saat tertentu saja?.
(mungkin) Tuhan akan jatuh cinta pada orang yang mengingatnya di saat banyak orang melupakannya.
----------------------------------------------
Dipertigaan jalan Pettarani - Alauddin, terlihat seorang tukang becak membagikan seribuan perak ke seorang anak jalanan saat lampu merah. Anak yang lain pada berdatangan, si tukang becak merogoh saku dan memberikan seribu perak kepada setiap anak tersebut. Mungkinkah Tuhan akan jatuh cinta kepadanya???
------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar